2 Korintus 4:7
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 52; Kisah Para Rasul 24; Imamat 14-15
Sebagai bejana tanah liat yang dipakai oleh Tuhan, tidak ada sebuah janji bahwa kita akan dalam keadaan baik-baik saja. Dalam 2 Korintus 4:8-9 dituliskan, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Apa artinya? Kita sebagai bejana tanah liat pasti akan mengalami proses diremukkan.
Lalu pertanyaannya, mengapa? Tujuan Tuhan mengijinkan kita mengalami proses diremukkan adalah untuk membentuk hati kita. Ia ingin kita memiliki hati yang lembut, hati yang remuk di hadapan-Nya;
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.~ Mamur 51:19
Yang dimaksud dengan hati yang hancur adalah membuang semua kesombongan kita. Sikap rendah hati yang mengalir secara tulus di hadapan Allah. Itulah korban sembelihan dan persembahan yang berkenan dihadapan Tuhan.
Jadi seperti yang Rasul Paulus katakan: sekalipun kita tertindas, kita tidak akan pernah terjepit; Sekalipun kita habis akal, kita tidak akan putus asa; dan sekalipun kita dianiaya, kita tidak ditinggalkan sendirian. Karena tujuan Tuhan meremukkan kita bukanlah untuk menghancurkan kita, tetapi untuk membentuk kita menjadi bejana yang berkenan dan memuliakan Dia.
Seperti seorang penjunan membentuk sebuah periuk, demikian juga hidup kita di tangan Tuhan. Jangan memberontak dengan pembentukan-Nya.